Logo Indonesia

Memurnikan Niat Menuntut Ilmu

Penulis: Admin KARIB Sahabat Ummat | Topik: Kuttab Ummul Quro | Status: Publish | Tanggal: 29-12-2020 08:38

Memurnikan Niat Menuntut Ilmu

Penting bagi seorang penuntut ilmu senantiasa memperhatikan niatnya dalam menuntut ilmu. Allah berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus" (Q.S Al Bayyinah)

Sungguh rugi bagi seorang penuntut ilmu yang mengabaikan permasalahan niat. Tidakkah kita mengingat sebuah hadits Rasulullah Shalallahu alahi wasallam, tentang 3 golongan orang yang pertama kali dilemparkan ke api neraka. Mereka adalah orang-orang yang salah niatnya dalam melakukan amalan sholih. Tak peduli seberapa besar keutamaan amalan, jika niat telah melenceng maka pahala akan terhapuskan. 

Ketiga golongan tersebut adalah seorang yang gemar sedekah, lisannya mengatakan karena Allah, namun dalam hatinya terbersit keinginan dikatakan sebagai sosok yang dermawan; seorang yang membaca Al Quran atau belajar ilmu agama, lisannya mengatakan karena Allah, sayang dalam hatinya terselip keinginan dikatakan sebagai sosok yang alim; seorang yang berjihad di jalan Allah, lisannya mengatakan karena Allah, akan tetapi dalam lubuk terdalam berambisi dikatakan sebagai pejuang yang hebat. Ketiganya dilempar ke neraka, sebab tidak mendapat sedikitpun bagian dari kebaikan, semua rusak oleh salahnya niatan. 

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya amal-amalan itu tergantung niat...." (H.R Bukhori dan Muslim). Hadits ini mengingatkan kepada kita, terutama terkait amalan yang sedang kita jalani, yaitu menuntut ilmu, bahwa harus senantiasa mengatur niat, meluruskannya agar murni karena Allah dan tidak tertipu dengan niatan selainnya. 

Pertanyaannya, "Sudahkah niat menuntut ilmu kita lurus karena Allah?", "Niatan seperti apa yang dikatakan karena Allah?"

Syaikh Utsaimin dalam kitab Syarah Hilyatul Thalibil Ilmi menyebutkan bahwa ada beberapa niat yang boleh, bagi seorang penuntut ilmu, dalam menuntut ilmu, dan yang seharusnya ada di benak setiap yang ingin belajar agama. 

Pertama, kita menutut ilmu sebagai dengan niat menunaikan perintah Allah terkait ilmu. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk mencari ilmu? Maka sudah semstinya kita bersemangat dalam belajar, sebab ada banyak pahala dan kebaikan yang akan kita peroleh dengan memenuhi perintah Allah. 

Kedua, kita menutut ilmu untuk melestarikan syariat Allah. Kita belajar, hafalkan, tulis, amalkan dan dakwahkan apa yang kita tau dari ilmu Allah. Maka, di sinilah kita akan terus berperan melestarikan syariat Allah. Bayangkan jika tidak ada para ulama yang menulis kitab-kitab hadits, matan, dan sebagainya, tentu kita tidak bisa menikmati keindahan samudra ilmu Islam. Belajarlah, untuk melestarikan agama ini. 

Ketiga, kita menuntut ilmu untuk menjaga dan membela syariat Allah. Para ulama berjuang, berkorban, berjihad, untuk mempertahankan terlaksananya syariat ini dengan semestinya. Jika tidak ada para ulama yang berjuang menegakkan sunnah, maka kita akan semakin melihat banyak perkara ibadah yang tidak dicontohkan Rasul, yang tersebar di masyarakat. Jika tidak ada para ulama yang menjelaskan tentang syariat yang benar, maka umat akan kebingungan dengan ajaran Islam ini. JIka tidak ada pada pejuang yang menyelenggarakan kajian, majelis atau kegiatan syiar keagamaan, tentu akan banyak umat yang tidak akan mengenal Islam dengan sebenarnya. Maka, niatkan setiap kali kita belajar agama untuk menegakkan syariat ini, membela syariat ini, menyebarluaskan syariat ini; agar semakin banyak orang yang mengenal agama Islam dengan benar. 

Keempat, tuntutlah ilmu dengan niatan mengikuti syariat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Sebab, tanpa menuntut ilmu, kita tidak mungkin akan mengetahui mana syariat yang benar, mana yang diada-adakan oleh musuh Islam dan orang-orang jahil. 

Demikian, empat niatan yang disebutkan Syaikh, agar kita jadikan pedoman tatkala kita duduk di sebuah majelis ilmu. Menuntut ilmu merupakan amalan yang agung, maka jangan sampai merusaknya hanya karena salah niatan. 

Termasuk ke dalam niatan yang akan merusak pahala menuntut ilmu kita, misalnya adanya keinginan untuk lebih menonjol daripada penuntut ilmu yang lain, atau ingin mengalahkan teman atau minimal ingin menyamainya.

Syaikh Bakr menyebutkan dalam kitab HIlyah Thalibil Ilmi, "Jika ilmu telah kehilangan keikhlasan niat, niscaya ia akan berubah dari ketaatan yang paling uatam, menjadi kedurhakaan yang paling hina."

Berhati-hatilah. Semoga Allah memberikan kita petunjuk dan taufikNya. Aamiin

Referensi : Kitab Syarah Hilyatul Thalibil Ilmiy, Pensyarah Syaikh Al Utsaimin

(by:@adhwafannada)


Donasi